Ukasyah Menuntut qishash Pada Rosulullah SAW


Setelah kurang lebih 22 tahun Rasulullah menyiarkan Islam, menyeru kebenaran, menerangi hati manusia yang berada dalam kegelapan dan kesesatan serta menyempurnakan agama terdahulu, akhirnya pada hari Jum’at ketika Rasulullah sedang berada di padang Arafah untuk melakukan Hajjatul Wada’ (Haji perpisahan) maka turunlah wahyu terakhir surat Al Maidah ayat 3 yang berbunyi “ ....Pada hari ini telah Kusempurnakan bagimu agamamu dan telah Kucukupkan nikmat Ku atasmu dan Aku ridho Islam sebagai agamamu ”.

setelah menerima ayat tersebut, Rasulullah kemudian beliau menyandarkan tubuhnya sambil mendengar Malaikat Jibril berkata: “ Ya Muhammad, hari ini telah sempurnalah urusan agamamu dan selesailah apa yang diperintah dan dilarang oleh Robbmu. Maka kumpulkanlah sahabat-sahabatmu dan kabarkanlah kepada mereka bahwa aku tidak akan turun lagi sesudah hari ini.”

Sepulang dari Mekah, Rasulullah segera mengumpulkan para sahabat, kemudian menyampaikan turunnya ayat tersebut dan pesan Jibril kepada Beliau. Beliau juga menyampaikan, dengan turunnya ayat tersebut mengisyaratkan bahwa perpisahan Beliau dengan para sahabat sudah dekat..

Mendengar keterangan dari Rasulullah tersebut para sahabat menangis sejadi-jadinya. Mereka sangat sedih karena akan berpisah dengan Rasulullah, pembawa rahmat bagi mereka.”

Kemudian Rasulullah mengutus Bilal untuk mengumandangkan Adzan, memanggil umat Islam untuk sholat jama’ah.”

Setelah sholat berjama’ah bersama sahabat Muhajirin dan Anshar, Rasulullah naik mimbar. Rasulullah memanjatkan puja-puji bagi Allah kemudian bersabda: “ Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya aku adalah Rasulullahmu, penasihatmu, yang mengajakmu ke jalan Allah dengan ijin-Nya. Sesungguhnya aku adalah saudaramu, seperti saudara sekandung dan sebapak yang saling mengasihi. Karena itu, siapa yang pernah kusakiti, balaslah hari ini sebelum hari Kiamat.”

Rasulullah minta kerelaan hati kepada yang pernah disakiiti agar membalasnya sesuai dengan apa yang pernah dirasakan. Dalam hukum Islam balasan setimpal disebut dengan Qishas.

“Setelah Rasulullah tanya siapa yang pernah disakiti oleh beliau dan ingin membalasnya dipersilkan untuk membalas hari itu, namun tidak ada satupun yang hadir saat itu berdiri menuntut Qishash kepada Rasulullah, Rasulullah kembali mengulang penawarannya sampai 3 kali agar kaumnya tidak segan-segan untuk melakukannya.

Akhirnya................. Ukkasyah bin Mihshan,mendekati Rasulullah dan berkata sambil didengarkan semua orang yang hadir di situ: “ Sebenarnya aku enggan dan tidak sampai hati seandainya Rasulullah tidak menganjurkannya sampai berulang kali. Aku terpaksa memberanikan diri berdiri di sini untuk menceritakan apa yang pernah kualami atas perlakuan Rasulullah dalam perang Badar. Ketika itu untaku mendekati unta Rasulullah dan aku turun agar bisa mencium pahamu. Tapi kemudian Rasulullah mengangkat cambuk sehingga aku terkena cambuk itu. Bagian pinggangku yang terkena. Aku tidak tahu dan tidak berfikir apakah pada waktu itu Rasulullah sengaja memukulku atau memukul untanya tetapi yang jelas aku terkena cambuk Rasulullah. “

“ Apakah mungkin aku mencambukmu, hai Ukkasyah?” tanya Rasulullah. Kemudian Beliau memerintahkan Bilal untuk mengambil cambuk di rumah Fatimah, anak perempuan Rasulullah. Saat Bilal mengambil cambuk di rumah Fatimah, Fatimah menjadi heran dan bertanya : “ Untuk apa Rasulullah mengambil cambuk ini? “

“ Rasulullah hendak melakukan Qishas.” Jawab Bilal

“ Siapakah orang yang sampai hati menuntut qishash kepada Rasulullah, ayahku ? “ bisik Fatimah dalam hati.

Setiba di masjid, Bilal memberikan cambuk tersebut kepada Rasulullah. Beliau kemudian menyerahkan cambuk itu kepada sahabatnya Ukkasyah, agar segera melakukan qishash berupa cambukan balasan kepada Rasulullah. Melihat Ukkasyah berdiri memegang cambuk dan siap memukul pinggang Rasulullah, Abu Bakar dan Umar bin Khatab mencegahnya.

“ Wahai Ukkasyah, terimakan qishash itu pada diriku. Aku tak sampai hati dirimu menempelkan cambuk itu pada punggung Rasulullah! ‘ kata Abu Bakar

“ Duduklah engkau berdua, Allah telah mengetahui kedudukan dan pengorbananmu.” ujar Rasulullah.

Merasa tersinggung dengan sikap Ukkasyah dan didorong kesetiaannya kepada Rasulullahnya, Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah pun berdiri sembari berkata: “ Wahai Ukasyah, engkau tahu aku masih hidup di samping Beliau. Bila engkau tetap nekad dan berkeras hati membalas cambukan kepada Rasulullah, ini perutku, dadaku atau punggungku. Silakan pilih mana yang kau suka dan cambuklah sekuat tenagamu.” ucap Ali serasa menyodorkan bagian tubuhnya siap menerima cambukan.

Melihat kejadian tersebut Rasulullah berkata : “ Wahai Ali, aku telah mengetahui kedudukan dan pengorbananmu, karena itu duduklah.“

Lalu Ukkasyah berkata : “ Ya , Rasulullah, dulu cambuk Rasulullah mengenai punggungku yang terbuka.”

Sesuai dengan permintaan Ukkasyah, Rasulullah membuka bajunya sehingga nampaklah punggungnya yang putih bersih. Ukkasyah
 kemudian berjalan mendekati Rasulullah. Adegan itu disaksikan oleh para sahabat dengan menundukkan kepala serta air matanya menetes. Mereka menahan nafas menanti peristiwa yang akan terjadi di saat mendekati akhir kehidupan Rasulullah.

Ketika berada di dekat Rasulullah dan melihat punggung Beliau yang putih bersih, Ukkasyahlangsung memeluk pinggang Rasulullah dan menciuminya sepuas hati sambil berkata : “ Siapa orangnya yang sampai hati menerima qishash darimu, ya Rasulullah.”
Kini perasaan tegang itu berubah menjadi haru. Semua sahabat menarik nafas lagi melihat sikap Ukasyah yang tiba-tiba berubah. Ukkasyah berkata lagi: “ Maksudku, aku hanya ingin agar tubuhku menempel pada tubuhmu, ya Rasulullah. Semoga tubuhmu menjadi penghalang api neraka yang menyulut tubuhku. “

Setelah suasana reda, sambil menunjuk kepada Ukkasyah, Rasulullah berkata : “ Ketahuilah, bahwa siapa yang ingin melihat ahli syurga, maka lihatlah orang ini.”

Mendengar kata Rasulullah, para sahabat beramai-ramai memeluk tubuh Beliau sambil mencurahkan isak tangisnya. Kepada Ukkasyah mereka berkata: “Berbahagialah engkau, yang telah menerima derajat yang tinggi. Dan engkau kelak mendampingi Rasulullah di syurga. Ya Allah mudahkanlah kami menerima syafaatnya karena kemuliaan dan keagunganMu.

Posting Komentar