Edin Dzeko adalah seorang Muslim & lahir di Sarajevo, ibukota Bosnia, pada tanggal 17 Maret 1986. Dia dan keluarganya harus menghadapi perang Bosnia mengamuk melalui negara ketika dia berumur enam tahun.
Dzeko bercerita: “Waktu itu adalah waktu yang sulit bagi semua orang di negeri ini. Kami mengalami kesulitan dalam mendapatkan makanan yang layak, apalagi untuk tiga kali sehari. Saya sangat takut setiap hari menjalani kehidupan. Kami harus selalu bersembunyi ketika tembakan terdengar atau bom jatuh. Anda bisa tertembak setiap saat. Aku menangis setiap hari, dan kini sangat mengucap Terima kasih Tuhan perang di masa lalu sudah berakhir. “
Dzeko dapat ortodoks dalam gaya bermain, melainkan dengan cara lain dia adalah anak khas Sarajevo.
“Aku berumur enam tahun ketika perang dimulai,” katanya. “Itu mengerikan. Rumah saya hancur, jadi kami pergi untuk tinggal dengan keluarga lainnya untuk menghindari perang. Seluruh keluarga ada di sana, mungkin 15 orang semua tinggal di sebuah apartemen kecil yang ukurannya hanya sekitar 35 meter persegi. Itu sangat sulit. “ Ujarnya.
“Banyak anak-anak mengisi waktunya bermain sepakbola di jalan di negara lain ketika saya masih kecil. Hal itu sangat saya idam-idamkan, tapi bagi saya itu tidak mungkin. Namun ketika perang selesai, saya jauh lebih kuat dalam hal mental. Setelah perang, saya bermain dengan teman-teman saya di jalanan, di sekolah, hingga pada suatu hari ayah saya mengajak saya ke Zeljeznicar. “
Stadion yang dituju Edin dan ayahnya berada di garis depan pengepungan wilayah perang, sehingga Edin dan ayahnya tidak bisa kesana hingga pengepungan itu akhirnya dicabut. Pemain pertama dan pejabat harus lakukan adalah untuk membersihkan lapangan ranjau. Pengalaman itulah yang kemudian membuat dia menetap di Side Moss.
Dengan prestasinya mencetak 58 gol dan 31 assist selama dua setengah musim terakhir menunjukkan, pengalaman masa kecilnya membuat mentalnya semakin kuat dalam mencetak gol.
Kalau dulu ada Kanoute, yang sekarang sudah pensiun dari tim nasional Mali, sekarang ada Edin Dzeko, muslim Bosnia muda yang menjadi bintang di tim nasional Bosnia dan Klub Manchester City. Edin Dzeko yang diprediksi banyak orang akan mirip dengan Andriy Shevchenko, prestasi karirnya menanjak terlebih dengan masuknya dia ke klub kaya Manchester City.
Masa Kecil Masa Menyeramkan
Edin Dzeko, yang merupakan muslim bosnia asli, mengalami masa sulit ketika berumur 6 tahun. Saat itu dia tumbuh ketika perang di Bosnia berkecamuk. Warga muslim bosnia dikejar dan dibantai oleh pasukan Serbia. Desingan peluru berhamburan di dunia Bosnia, tidak terlepas dari kedaan Dzeko kecil. Dzeko harus berpindah tempat tinggal setelah rumahnya hancur dibom pasukan Serbia. Dia indah dan berkumpul di tempat sodaranya yang penuh sesak. Masa kecil di lewatinya dengan menyeramkan. Tidak ada lapangan atau tempat lapang untuk bermain bola. Dia dapat bermain bola ketika melanjutkan sekolah lagi setelah perang usai.
Muda Berprestasi
Dzeko yang lahir ada tahun 1986, sudah aktif bersepakbola ketika remaja, dimulai dengan bermain sebagai pemain tengah, dan kemudian menjadi striker. Dia terpilih di pasukan bawah 19 tahun Bosnia, kemudian bawah 21 tahun. Dzeko kemudian terpilih menjadi anggota timnas Bosnia dan memperoleh dua kali gelar pemain terbaik di negaranya yaitu pada tahun 2009 dan 2010. Dzeko bermain pertama kali di klub Zeljesnicar, kemudian Ústí nad Labem, FK Teplice, Wolfsberg, dan sekarang berlabuh di Manchester City, bersama muslim lainnya Kolo Kolo dan Yaya Toure. Dzeko juga menjadi duta UNICEF di bosnia untuk memberikan dukungan dan partisipasi terhadap pendidikan di Bosnia.
Meski sering tertangkap kamera melakukan ritual Islam di pinggir atau tengah lapangan, serta mengaku tetap berpuasa ketika timnya bermain di Liga Primer Inggris dan bermain cantik, tidak sedikit media di Inggris yang kerap mencibirnya.
Momen yang menyejukkan banyak umat Islam terjadi ketika City melawan Liverpool dalam semifinal Piala Carling musim 2011/2012. Ketika ia masuk menggantikan Adam Johnson pada babak kedua, Dzeko melakukan ritual sebagai yang dilakukan Muslim lainnya. Dia tertangkap kamera berdoa kepada Allah SWT, lalu masuk ke lapangan.
Ia berkomitmen memegang amanah dari PBB. Pasalnya ia memiliki misi pribadi agar masa depan generasi muda di negaranya dapat mengenyam pendidikan.
Bahkan Dzeko membujuk agar para pengungsi di Serbia maupun penduduk Kroasia bisa lagi membaur dengan warga Serbia.
Tujuannya agar tercipta hidup saling damai dan mengesampingkan sikap saling curiga. “Saya mencoba menunjukkan kepada anak-anak bahwa semuanya bisa bersatu,” kata Dzeko.
Momen yang menyejukkan banyak umat Islam terjadi ketika City melawan Liverpool dalam semifinal Piala Carling musim 2011/2012. Ketika ia masuk menggantikan Adam Johnson pada babak kedua, Dzeko melakukan ritual sebagai yang dilakukan Muslim lainnya. Dia tertangkap kamera berdoa kepada Allah SWT, lalu masuk ke lapangan.
Ia berkomitmen memegang amanah dari PBB. Pasalnya ia memiliki misi pribadi agar masa depan generasi muda di negaranya dapat mengenyam pendidikan.
Bahkan Dzeko membujuk agar para pengungsi di Serbia maupun penduduk Kroasia bisa lagi membaur dengan warga Serbia.
Tujuannya agar tercipta hidup saling damai dan mengesampingkan sikap saling curiga. “Saya mencoba menunjukkan kepada anak-anak bahwa semuanya bisa bersatu,” kata Dzeko.
Posting Komentar