''Dia adalah wanita yang sangat shalehah. Bahkan, Nabi SAW sering
mengunjungi dan beristirahat siang di rumahnya,'' begitulah Ibnu Sa'id
melukiskan keagungan Fathimah binti Asad bin Hisyam bin Abdi Manaf.
Ia
adalah istri Abu Thalib bin Abdul Muthalib – paman Nabi Muhammad SAW.
Fathimah juga ibu kandung Khalifah ar-Rasyidin keempat, Ali bin Abi
Thalib. Fathimah adalah sosok wanita mulia yang telah mendukung dan
membantu perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan Islam, setelah wafatnya
Abu Thalib dan Khadijah RA
Muhammad Ibrahim Salim dalam bukunya
berjudul Perempuan-perempuan Mulia di Sekitar Rasulullah SAW,
mengungkapkan, Fathimah merupakan seorang wanita dengan ide-ide
cemerlang, penuh kelembutan, pandai serta kehormatan dan kedudukannya
yang melebihi wanita lain.
Ketika tahun 10 kenabian, Rasulullah
SAW mengalami amul huzn yang berarti tahun kesedihan -- setelah
meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah RA – Fathimah tampil menjadi sosok
pengganti keduanya. Ia begitu mendukung dan membantu setiap perjuangan
Rasulullah SAW dalam menyebarkan agama Islam.
Fathimah membela
Rasulullah SAW dari tekanan kaum Kafir Quraisy, hingga akhirnya berhasil
hijrah ke Madinah. Ia pun turut berhijrah ke kota suci kedua bagi umat
Muslim itu bersama kaum Muslimin lainnya. Bagi Fathimah binti Asad,
Madinah merupakan kota yang penuh dengan kebahagiaan serta kemuliaan,
seperti halnya Makkah.
Dedikasi dan pengorbanan Fathimah dalam
membela agama Allah SWT sungguh sangat ternilai. Ia sungguh wanita yang
agung. Rasulullah SAW begitu menghormati sosok Fathimah, bibi, sekaligus
besannya. Dalam sebuah hadis yang dikeluarkan Ibnu Abi Ashim dari dari
Abdullah bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Abu Thalib dikisahkan bawah
ketika Fathimah wafat, Rasulullah SAW mengkafaninya dengan bajunya.
Lalu
Rasulullah SAW bersabda, ''Sepeninggal Abu Thalib, saya belum pernah
menemukan orang yang lebih baik padaku selain Fathimah bin Asad.''
Bahkan, Rasulullah SAW juga sampai turun ke liang lahat untuk kemudian
membaringkan jasad wanita yang suci itu. Sehingga, terpancarlah cahaya
Illahi dalam kuburannya dengan semerbak harum roh sucinya dan curahan
rahmat Sang Pencipta.
Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah
SAW, ''Wahai Rasulullah, kami belum pernah melihat engkau berbuat kepada
seseorang seperti yang engkau lakukan kepada wanita ini (Fathimah binti
Asad).'' Lalu Rasulullah menjawab, ''Sesungguhnya, tidak ada orang yang
lebih baik padaku setelah wafatnya Abu Thalib, selain dia.''
Begitu
banyaknya kebaikan Fathimah, baik kepada Rasulullah maupun kepada
puterinya, sehingga Nabi Muhammad SAW tak pernah melupakan sosok
perempuan yang agung itu. Selama hidupnya, Fathimah memang dikenal
sebagai sosok penolong agama Allah. Ia juga merupakan pendamping setia
perjuangan Rasulullah SAW. Ia dikenal sebagai wanita yang mempunyai
pengetahuan berlimpah tentang agama.
Kehidupannya, dipenuhi
dengan aktivitas dakwah Islamiyah. Ia juga termasuk salah seorang
Muslimah yang juga turut meriwayatkan hadis. Ia telah meriwayatkan
sebanyak 46 hadis. Dalam kitab shahihain, menurut Ibrahim Saliim, Fathimah binti Asad meriwayatkan satu hadis Muttafaq 'alaih.
Mengenai
waktu wafatnya Fathimah, para ulama berbeda pendapat. Menurut Ibnu
Hajar, Fathimah binti Asad wafat sebelum hijrah Nabi SAW. Namun,
berdasarkan pendapat yang diyakini kebenarannya, Muslimah agung itu
tutup usia setelah turut hijrah menyusul Rasulullah SAW. Ia wafat dan
dimakamkan di kota nabi, Madinah.
Hal itu dibenarkan oleh
asy-Sya'bi yang mengatakan bahwa Fathimah masuk Islam di Makkah, lalu
turut menyusul Rasulullah SAW ke Madinah dan meninggal dunia di kota
itu. Fathimah binti Asad adalah wanita yang layak dicontoh para Muslimah
sepanjang masa. Ia merupakan sosok perempuan yang istiqamah, tak
mengenal lelah, membantu memperjuangkan agama Allah SWT.
Allah SWT memberi keutamaan kepada seseorang yang dikendaki-Nya. Sebab, hanya Dialah pemilik keutamaan yang paling agung.
Posting Komentar