Bahasa Inggris nih judulnya. Tetapi semoga kamu paham ya. Hehehe… maksudnya nih“kembali ke jalan yang benar”, yakni jalan Islam. Lho, emang ada di antara kita yang ke luar jalur Islam? Bisa jadi banyak lho. Nggak percaya? Silakan disurvei.

Yup, mayoritas remaja jaman sekarang ini nih, adalah sesuatu yang miris untuk disorot. Kenapa ya? Meskipun banyak sudut baik yang dapat dilihat dari remaja pada saat ini, namun ada banyak remaja pada zaman ini yang bikin para ortu pada ngelus dada. Prihatin.

Bener lho kelakuan remaja sekarang bikin ortu pusing tujuh keliling. Banyak banget kenakalan yang terjadi di kalangan remaja, terutama remaja yang jauh dari ajaran dan norma agamanya. Parahnya lagi nih, banyak banget media massa dan tokoh publik yang membenarkan—minimal membiarkan—sebagian kenakalan remaja yang nggak sesuai dengan ajaran Islam tersebut, seperti pergaulan bebas, pacaran, dan lainnya. Seolah jadi tercipta pembenaran di kalangan remaja. Nah, yang begituan aja mulai nggak dilarang, yang lebih parah pun juga semakin menggila. Apa contohnya? Tawuran, juga maraknya minuman keras, prostitusi di kalangan siswa, premanisme remaja, bullying, dan masih banyak lagi.

Hal ini terus berjalan, meski banyak pihak yang berusaha menghentikan kenakalan-kenakalan remaja tersebut. Padahal, banyak remaja udah sering banget diberi nasihat oleh para guru, orang tua, namun mereka tetap saja nggak mendengarkan. Seperti istilahnya masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Lalu, mau sampai kapan kondisi ini berlanjut?

Udah dong, temen-temen. Kita sesama remaja jadi malu nih. Bayangin deh kalau orang-orang dewasa itu memandang rendah kita karena perbuatan kita ini. Pasti nggak banget kan? Itu baru pandangan sesama manusia, belum lagi pandangan di hadapan Allah Ta’ala, sang Khalik yang telah menciptakan kita. Wah, mau disembunyiin di mana nih muka?

Akan dimintai tanggung-jawabnya

Sobat muda, masih banyak di antara kita, yang sering sekali melakukan suatu hal tanpa peduli akibat dari perbuatan tersebut. Masih banyak dari kita yang enjoy-enjoy aja dalam berbuat maksiat kepada Allah Ta’ala. Kita seolah lupa, bahwa apa pun perbuatan buruk yang kita kerjakan, akan berbuah keburukan pula. Kita sebenarnya tahu, tapi kayaknya nggak mau mikir akibat deh! Pokoknya mau berbuat semau gue. Akibatnya aja nggak dipikirin. Apalagi pertanggungjawabannya!

Ingat lho, semua perbuatan kita di dunia ini bakalan diminta pertanggungan-jawabnya nanti di akhirat! Jangan kira ya, apa yang kita lakuin selama ini nggak bakalan ada yang menanyakan, yang menuntut pertanggungjawaban. Semua amal perbuatan kita itu telah dicatat, bray! Semua catatan itu pasti akan dipertanggungjawabkan. Nggak percaya? Noh, buka al-Quran surat al-Zalzalah ayat 7-8: “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya) pula.

Setiap detik perbuatan kita dalam waktu yang 24 jam per hari ini, selalu dicatat oleh malaikat pencatat amal. Perbuatan yang kecil sampai perbuatan yang besar. Termasuk yang baik maupun yang buruk. Pokoknya nggak ada secuil pun amal perbuatan kita yang luput dari catatan malaikat pencatat amal. Tapi kenapa masih saja ada di antara kita yang tetap melakukan perbuatan yang udah dilarang Allah? Apa nggak takut tuh, nanti di akhirat, waktu buka catatan amal, ternyata isinya ‘merah’ semua? Kalau catatan amal kita jelek semua dan lebih berat timbangan amalan keburukan, khawatir kita nggak mendapat rahmat dan ampunan dari Allah Ta’ala, sehingga kita justru masuk neraka terlebih dahulu sebelum ke surga. Aduh, jangan sampe deh, Bray!

Bertobat kembali ke jalan yang lurus

Pernah tahu nggak kisah seorang ahli ibadah yang sepanjang hidupnya dia dedikasikan hanya untuk beribadah kepada Allah? Nah, di akhir hidupnya, ahli ibadah ini malah murtad dari ajaran Allah. Dia mati dalam keadaan kafir! Itu kisah Barsiso, orang shalih dan ahli ibadah di masa Bani Israil (ada pendapat menyebutnya kisah israiliyat). Sekadar i’tibar buat kita.

Bisa kita lihat guys, yang sepanjang hidupnya saja beribadah tetap saja di akhirnya dapat masuk neraka karena sebuah kesalahan fatal (yakni murtad) karena tak kuat menahan ujian atau godaan duniawi. Apalagi yang selama hidupnya bermaksiat?

Kita musti berkaca lagi deh pada diri sendiri. Apakah kita masih termasuk remaja yang lupa akan tugas kita sebagai hamba Allah, yakni hidup untuk beribadah kepada Allah Swt.? Apakah kita pernah atau sudah mulai memperbaiki diri kita, amalan kita, agar saat malaikat maut datang menjemput nanti, kita sudah siap? Ingatlah kawan-kawan. Apapun kita di dunia ini, selebriti, artis, orang yang kaya, sehat, kuat, atau berkuasa, tetap saja bagi malaikat maut, kita hanya nama lain dalam daftar. Just another name on the list! Kita tidak boleh lengah sedikit pun, dan kecolongan seperti kasus ahli ibadah di atas, dan mati dalam keadaan kafir. Na’udzubillah deh guys!

Sebesar apapun dosa yang pernah kita lakukan, seberapa buruk pun diri kita yang dulu, ingatlah sesungguhnya ampunan Allah itu sangat luas. Allah tidak akan menyia-nyiakan hambaNya, dan Allah selalu menerima taubat dari hambaNya, asalkan hambaNya itu bersungguh-sungguh ingin kembali ke jalan yang benar (yakni Islam).

Ingat kisah seorang pembunuh yang pernah membunuh 99 orang? Pembunuh itu mendatangi seorang pendeta dan bertanya apakah Tuhan mau mengampuni dosa-dosanya. Pendeta itu mengatakan bahwa dosa sang pembunuh tidak dapat diampuni, dan sang pembunuh pun langsung membunuh pendeta itu. Lengkap deh jadi 100 orang yang sudah dibunuh. Kemudian sang pembunuh datang lagi pada seorang ulama, dan menanyakan hal yang sama. Sang ulama berkata bahwa Allah pasti mengampuni dosanya, asalkan ia tidak mengulangi lagi semua kesalahannya itu dan berhijrah ke tempat yang lebih baik, tempat yang jauh dari para pendosa dan masa lalu sang pembunuh.

Nah, saat pembunuh berhijrah nih, di tengah jalan dia meninggal dunia. Malaikat rahmat dan malaikat azab (sebagaimana dalam hadits panjang yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim), ‘berebut’ jasad orang tersebut. Datanglah malaikat dalam wujud seorang manusia, lalu mereka jadikan dia (sebagai hakim pemutus) di antara mereka berdua. Maka kata malaikat itu: “Ukurlah jarak antara (dia dengan) kedua negeri tersebut. Maka ke arah negeri mana yang lebih dekat, maka dialah yang berhak membawanya.”

Lalu keduanya mengukurnya, dan ternyata mereka dapatkan bahwa orang itu lebih dekat kepada negeri yang diinginkannya. Maka malaikat rahmat pun segera membawanya. Seorang hamba Allah yang sudah membunuh 100 nyawa pun dimasukkan ke surga karena taubatnya diterima oleh Allah Swt. Seberapa pun besar dosa seorang hamba, Allah akan mengampuninya, seperti contoh pembunuh 100 nyawa tadi. Lalu, bagaimana dengan kalian?

Sekaranglah waktunya!

Mungkin masih banyak di antara kita yang masih malu untuk bertaubat. Banyak alasannya. Ada yang gengsi, ada yang malu, ada juga yang merasa tidak pantas untuk diampuni dosa-doasanya. Jiaaaah…

Sekaranglah waktunya kita untuk kembali menilik cermin yang kita punya, dan berkaca di sana, apakah kita masih banyak berbuat maksiat kepada Allah Swt. Kalau iya, segeralah bertaubat saat ini juga, detik ini juga. Bertaubat jangan ditunda-tunda, entar keburu mati dah. Kalau udah mati, pintu taubat tertutup dan kita khawatir nggak mendapat ampunan dan rahmat dari Allah Ta’ala. Coba bayangkan bagaimana diri kita di alam yang lain, sedang menyesali segala perbuatan kita tapi tak ada apa pun yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki itu semua! Nggak kebayang deh gimana mengerikannya penyesalan itu.

Itu sebabnya, selagi kita masih dikasih kesempatan oleh Allah Swt, inilah saatnya, saat ini juga, untuk menyesali semua masa lalu kita dan berdiri menghadap dan membuka lembaran baru masa depan kita dengan komitmen menjauhkan diri dari segala perbuatan yang dilarang Allah, dan melaksanakan segala yang Dia perintahkan. Sudahkah kita menjalankan semua yang diperintahkan Allah? Semua yang diwajibkan oleh Allah? Kalau belum, kenapa kita malah melakukan hal yang Dia larang? Renungkanlah, sobat!

Buanglah semua perasaan malu, minder dan gengsi untuk kembali pada jalan yang benar. Memang, saat kita ingin memulai suatu kebaikan, ada saja orang yang meledek, termasuk yang iri sama kita. Tetapi, lupakan mereka. Orang-orang memang suka melempar batu pada suatu yang bersinar sobat, jadi apa pun rintangan yang kalian hadapi, kalian musti terus memegang prinsip supaya tidak tergoyahkan lagi keyakinan yang udah kamu genggam. Tetap istiqomah bersama Islam.

Jadilah seperti Umar bin Khattab. Saat di masa jahiliyah dan belum memeluk Islam, beliau merupakan seorang yang dzalim. Sangat memusuhi Islam. Pernah membunuh anaknya sendiri. Namun lihatlah apa yang terjadi saat beliau bertaubat ke jalan yang benar memeluk Islam? Beliau menjadi seorang pembela Nabi di garis terdepan dan menjadi pejuang Islam yang sangat tangguh. Beliau bahkan menjadi khalifah. Keren banget kan?

Coba bayangin deh apa yang akan terjadi kalau semua generasi muda muslim bertekad untuk menjadi “Umar-Umar” yang baru? Bisa dipastikan, dalam waktu beberapa tahun saja, Islam akan kembali pada kemuliaannya. Islam akan kembali berjaya seperti yang terjadi berabad-abad yang lalu.

So, ayo buktikan, bahwa sebagai generasi muda Islam, kita bisa melakukan lebih! Kita berbeda, dan kita tidak sama. Generasi kita lah yang akan membuat perbedaan, dan yang akan memperjuangkan kejayaan Islam kembali pada puncaknya. Ayo, mulai dari kesadaran diri untuk “back on the right track”.

Posting Komentar