Senin malam, 12 Januari 2014, di Petamburan, Jakarta Pusat, diselenggarakan acara Maulid Akbar Front Pembela Islam, dengan mengusung tema "Menuju NKRI Bersyariah." Acara ini  dihadiri oleh KH Hasyim Muzadi, AM Fatwa, Ust Guntur Bumi, Ust Solmed, Bang Madit, Ust Ujae, Habib Idrus Jamalullail, Habib Metal, Habib Selon, para habaib, para ulama, para tamu undangan dan puluhan ribu anggota dan simpatisan FPI  dari berbagai daerah di Indonesia.

Acara bertempat di salah satu ruas jalan Petamburan 3, yang sengaja ditutup untuk tenda dan panggung acara.
Alhamdulillah, acara berlangsung sangat meriah dalam cuaca yang sangat cerah. 

Sementara itu, ada berita duka cita tentang musibah yang dialami oleh rombongan FPI wilayah Malaysia yang berjumlah 20 orang.  Mereka semula berencana menghadiri acara ini, tetapi ternyata dalam perjalanan menuju bandara Malaysia, mereka mengalami kecelakaan mobil yang menewaskan satu orang dan satu orang dalam keadaan kritis.


Acara didahului dengan pelantikan Dewan Pimpinan Pusat hasil musyawarah nasional (munas) 2013, yang dipimpin langsung oleh Imam Besar FPI Dr. M. Habib Rizieq Syihab. Sebelum pelantikan, Ketua Dewan Syuro FPI KH Misbahul Anam membacakan Surat Keputusan pengangkatan pengurus pusat FPI untuk masa jabatan 2013-2020. Ketua umum FPI baru adalah Habib Muhsin Al Athos. 


Acara pelantikan ditutup dengan lantunan lagu hymne FPI dan Mars FPI oleh seluruh jamaah dengan penuh semangat dalam iringan marawis yang menggema dan menggetarkan hati.


Tausiyah pertama diberikan oleh KH Hasyim Muzadi, Sekjen ICIS dan mantan Ketua Umum PBNU.  Beliau menyinggung banyak masalah.  Mulai dari besarnya kekuatan umat dan tantangan yang dialaminya tidaklah seimbang. Tetapi kalau ada
ma'unah (pertolongan)  Allah, maka sesuatu yang kecil bisa menjadi besar. Jadi yang terpenting bukanlah kecil atau besar, tetapi yang terpenting adalah kita mendapat ridho Alloh dan pertolongan Allah.

Doa yang mustajab adalah ketika suatu kaum melaksanakan kewajiban Allah ditambah dengan doa.  Yang kita perjuangkan adalah tauhid, ibadah, muammalah kemasyarakatan dan kauniyah, serta masalah negara yang dapat menyelamatkan muamalah dan ubudiyah umat. Jangan sampai tauhid kita terganggu dengan kemusyrikan dan kemunafikan. Taqwa adalah tindakan dari keimanan.


Dengan berseloroh, beliau menjelaskan tentang permasalahan dalam ukhuwah Islamiyah.  Dulu terjadi perselisihan antara kelompok yang qunut dengan yang kelompok tidak qunut.  Alhamdulilah sekarang sudah tidak diributkan lagi, karena mereka sudah tidak subuh lagi. Langsung disambut dengan tawa para jamaah. Semua yang telah disebutkan dalam Alquran pasti terjadi dan pasti adanya apakah dulu, sekarang dan yang akan datang. Asal kita mau
iqro'. Baca apa saja: ayat-ayat Allah, ayat-ayat yang ada di bumi dan kejadian alam yang rahasianya hanya bisa diketahui oleh ulul albab (kaum yang berfikir).

Kita harus merenung kenapa Indonesia dilanda segala macam bencana sejak tsunami sampai sekarang (banjir, longsor), yang dialami oleh orang-orang kecil. Sedangkan orang-orang besar rame-rame antri di KPK. Di sini, kita harus bisa membedakan antara istidroj (nikmat membawa sengsara), dengan rahmat (sengsara yang membawa nikmat).

Zaman sekarang banyak orang yang meninggalkan ulama, maksudnya orang yang meninggalkan ilmu dari ulama yaitu syariat.  Lebih parah lagi justru ada ulama yang meninggalkan ilmunya.
 
Toleransi itu adalah kita tahu kapan kita bersahabat dengan lain agama.  Yaitu, dalam masalah syariat harus urusan masing-masing, sedangkan untuk urusan kemanusiaan seperti gotong royong membersihkan got dilakukan bersama-sama.

Kita harus mewaspadai adanya perang pemikiran; dimana mindset kita diaduk-aduk, sehingga agama kita yang seharusnya dapat mempersatukan umat, malah terjadi sebaliknya yaitu memecah belah umat. Beliau mengajak umat Islam untuk bersatu.


Dalam acara itu juga, Wakil Ketua Umum FPI, KH A Shobri Lubis  berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp30.012.100 yang akan digunakan untuk membantu korban banjir di Jakarta dan umat Islam di Suriah.                                   


Sekjen FUI KH M. Al Khaththath  memproklamirkan adanya forum caleg syariah yang akan didukung oleh RCS (Relawan Capres Syariat) yang akan memenangkan caleg-caleg syariah dr berbagai parpol. Beliau mengajak seluruh anggota FPI agar mendorong pemimpin di tingkat RT dan RW untuk menegakkan syariat di lingkungan warga yang terkecil itu. Semua ketua RT dan ketua RW harus didakwahi agar bisa memastikan terlaksananya syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari, misalnya shalat berjamaah di masjid.      


Dalam
tausiyah penutup, Habib Rizieq Syihab menyerukan kepada para jamaah untuk melakukan pembangkangan sosial terhadap Perpres No 74 tahun 2013 tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol  yang melegalkan kembali peredaran minol (minuman beralkohol). Padahal, peredaran miras telah dilarang oleh keputusan Mahkamah Agung. Pada hakikatnya, Pilpres tentang minol ini hanyalah tindakan pembodohan masyarakat dengan mengubah Keppres menjadi Pilpres, dan merubah miras menjadi minol (minuman beralkohol).  Secara yuridis, FPI akan melakukan judicial review terhadap Perpres No 74 tahun 2013. Habib menegaskan akan melakukan sweeping terhadap miras di daerah sekitar masyarakat. 

Indonesia adalah negara berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa, yaitu Alloh SWT.  Oleh karena itu, Undang-undang yang bertentangan dengan Islam harus ditolak.  Ada wacana yang digulirkan oleh Ahok akan membuka lokalisasi pelacuran kembali. Padahal di Tanjung Priuk lokalisasi pelacuran sudah dirubah menjadi Islamic center.  Habib mengingatkan kepada penguasa Jakarta jangan sembarangan terhadap umat Islam, karena di Jakarta terdapat banyak ulama.


Terakhir, Habib menyatakan dukungannya terhadap adanya forum caleg syariah.  Beliau menyerukan kepada seluruh anggota  FPI yang menjadi caleg dari berbagai parpol agar mendukung NKRI Bersyariah dan bergabung bersama forum caleg syariah. Beliau menghimbau seluruh anggota FPI dimanapun agar memilih caleg syariah. 

Posting Komentar