“Sesungguhnya Isa Bin Maryam Akan Membunuh Dajjal Di Bab Lud (Gerbang Lod).” (Hr Ahmad, Turmudzi, Dan Nu’Aim Bin Hamad).
Pada akhir zaman nanti akan turun
Dajjal ke muka bumi ini. Rasulullah SAW bersabda, “Ketika sedang tidur,
aku bermimpi melakukan tawaf di Ka’bah. Lalu, ada seorang berambut lebat
yang meneteskan air dari kepalanya, lalu aku tanyakan siapakah ini?
Mereka menjawab, ‘Ibnu Maryam AS’.”
“Kemudian, aku berpaling dan
melihat seorang laki-laki yang gemuk, berkulit merah, berambut keriting,
matanya buta sebelah, dan matanya itu seperti buah anggur yang masak
(tak bersinar). Mereka mengatakan, ‘Ini Dajjal’. Dia adalah orang yang
paling mirip dengan Ibnu Qathn, seorang laki-laki dari Khuza’ah.” (HR
Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis lainnya disebutkan,
“Lalu, turunlah Isa bin Maryam di menara putih di bagian timur Damaskus.
Isa menemukan Dajjal di Pintu Lod, kemudian membunuhnya.” (HR Abu Daud)
Dari Mujami bin Jariyah
al-Anshari RA, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Isa bin Maryam
akan membunuh Dajal di Bab Lud (Gerbang Lod).” (HR Ahmad, Turmudzi, dan
Nu’aim bin Hamad).
“Tidak ada satu orang kafir pun
yang masih hidup, semuanya terbunuh. Lalu, Isa berhasil menyusul Dajjal
di Pintu Lod dan membunuhnya. Lalu, beberapa kaum Muslimin diselamatkan
Allah ke hadapan Isa bin Maryam. Ia mengusap wajah mereka dan
memberitahukan kepada mereka tentang kedudukan mereka di surga.” (HR
Muslim, Ahmad, Abu Daud, Turmudzi, Ibnu Majah, dan Hakim).
Dalam hadis di atas diungkapkan
bahwa Dajjal akan dikalahkan Nabi Isa AS di Gerbang Lod. Di manakah
letaknya? Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Hadith al-Nabawi,
Lod atau Gerbang Lod adalah kota yang terletak di dekat Baitul Maqdis
atau Elia di Palestina dekat Ramalah. “Dahulu, rombongan kafilah dari
Syam (Suriah) yang menuju Mesir singgah di kota ini, begitu juga
sebaliknya,” ujar Dr Syauqi.
***
Kini,
Lod merupakan salah satu kota yang berkembang di dataran Sharon, yaitu
15 km di tenggara Tel Aviv, Israel. Lod yang dalam bahasa Arab adalah
al-Ludd itu, konon menjadi tempat tinggal Suku Benyamin. Kota seluas
12.226 km per segi itu sudah muncul sejak Periode Kanaan. Temuan
tembikar di daerah tersebut menunjukkan Kota Lod telah eksis sejak 5600
hingga 5250 sebelum Masehi.
Dan sejak saat itu, Lod menjadi
hunian bangsa Yahudi hingga penaklukan yang dilakukan oleh Romawi pada
70 Masehi. Kota ini dikenal sebagai pusatnya pemikir dan pedagang
Yahudi. Menurut peneliti sejarah, Martin Gilbert, Raja Dinasti Hasmonean
Jonathan Maccabee dan saudara laki-lakinya, Simon Maccabaeus,
memperluas daerah kekuasaannya di bawah kendali Yahudi, termasuk
menaklukkan Kota Lod.
Pada 43 M, Gubernur Romawi untuk
Suriah Cassius menjual penduduk Lod sebagai budak. Selama Perang
Romawi-Yahudi I, Prokonsul Suriah, Cestius Gallus, menghancurkan kota
tersebut dalam perjalanannya menuju Yerusalem pada 66 M. Dua tahun
berikutnya, kota ini diduduki oleh Kekaisaran Vespasian.
Selama Perang Kitos, tentara
Roma mengepung Kota Lod dan mengganti namanya menjadi Lydda. Pada saat
itu, terjadi pemberontakan Yahudi dipimpin oleh Julian dan Pappus. Lydda
kemudian dikuasai dan banyak Yahudi yang dieksekusi. “Pembunuhan Lydda”
sering digunakan sebagai kalimat pujian di dalam Talmud.
Romawi berhasil menguasai kota
yang 75 persen penduduknya adalah bangsa Yahudi pada 70 M. Pada abad
ke-3, Kekaisaran Septimius Severus mengangkat status Lod menjadi sebuah
kota yang disebut dengan Colonia Lucia Septimia Severa Diospolis.
Diospolis berarti kota para dewa.
Ketika diduduki oleh Kekaisaran
Romawi, kebanyakan penduduknya menganut agama Kristen. Saat itu, Romawi
memang tengah melakukan Kristenisasi besar-besaran di daerah
kekuasaannya. Namun, pada abad ke-6 M, kota itu kembali berganti nama
menjadi Georgiopolis untuk menghormati seorang prajurit Kekaisaran
Diocletian, St George. Gereja dengan nama yang sama juga dibangun di
kota tersebut untuk mengenangnya.
***
Kota
ini menjadi salah satu lokasi yang penting setelah penaklukan bangsa
Arab terhadap Palestina oleh pasukan tentara Muslim yang dipimpin Khalid
bin Walid pada 636 M. Selama penaklukan yang dilakukan kaum Muslim, Lod
menjadi markas Provinsi Filastin, meskipun selanjutnya dipindahkan ke
Ramla.
Pada awal abad ke-11 M, tepatnya
tahun 1099, Tentara Salib merebut kota ini dari bangsa Arab dan
menamainya menjadi St Jorge de Lidde. Namun, kota tersebut direbut
kembali dari Tentara Salib pada 1191 oleh pasukan Saladdin. Penjelajah
Yahudi Benjamin Tudela mengatakan, saat Saladdin menaklukkan Lod,
sebanyak 1.170 ke -luarga Yahudi tinggal di sana.
Di bawah Kesultanan Ottoman
(Turki Usmani), Gereja Saint George dibangun pada 1870. Pada 1892,
stasiun kereta untuk pertama kalinya dibangun di seluruh kota. Pada
pertengahan abad ke-19 M, pedagang Yahudi berimigrasi ke kota tersebut,
namun kembali mengungsi pada 1921 setelah tejadi Kerusuhan Jaffa. Pada
tahuntahun ini, Lydda berada di bawah administrasi mandat Inggris di
Palestina sebagai keputusan Liga Bangsa-Bangsa yang diikuti dengan
Perang Dunia I.
Selama Perang Dunia II, Inggris
mengatur pos-pos pasukannya di dalam dan sekeliling Lydda serta stasiun
keretanya. Setelah peresmian negara Israel pada 1948, bandar udara Lod
diubah namanya menjadi Bandara Ben Gurion.
Hingga 1948, Lydda menjadi permu
kiman bangsa Arab dengan populasi sekitar 20 ribu penduduk dan sebanyak
18.500 jiwa adalah Muslim, sisanya Kristen. Pada 1947, Perserikatan
Bangsa-Bangsa mem bagi Palestina kepada dua bangsa: Yahudi dan Arab.
Sedangkan, Lydda diminta untuk dilepaskan dari bangsa Arab.
Namun, bangsa Arab menolak
rencana tersebut. Maka, setelah menyatakan kemerdekaannya pada 14 Mei
1948, Israel menyerang dan merebut beberapa daerah Arab di luar yang
diberikan PBB, termasuk Lydda. Dua bulan berikutnya, pasukan pertahanan
Israel memasuki Lydda. Menurut tentara Israel, sebanyak 250 bangsa Arab,
baik pria, wanita, maupun anak-anak terbunuh.
***
Selama 1948, populasi di Lydda
meningkat menjadi 50 ribu jiwa, yang sebagian besar merupakan pengungsi
Arab. Namun, sekitar 700 hingga 1.056 orang diusir atas perintah komando
tinggi Iseael dan dipaksa berjalan sepanjang 17 km menuju garis Legiun
Arab pada hari terpanas tahun itu. Banyak yang meninggal karena
kelelahan dan dehidrasi dalam perjalanan tersebut.
Kota Lydda kemudian dikuasai
oleh tentara Israel. Beberapa ratus keturunan Arab yang tinggal di kota
itu tidak diizinkan menempati rumah-rumah mereka. Mereka segera kalah
jumlah akibat masuknya imigran Yahudi dari berbagai daerah pada Agustus
1948. Sebagian dari mereka adalah Yahudi yang tinggal di negara-negara
Arab.
Maka, seperti awal mula
berdirinya kota tersebut, Kota Lydda kembali menjadi Kota Yahudi.
Imigran Yahudi terus berdatangan, awalnya dari Maroko dan Tunisia, lalu
dari Ethiopia, dan kemudian dari Uni Soviet.
Di dalam Kota Lod terdapat
sebuah dinding setinggi tiga meter yang dibangun untuk memisahkan
distrik Yahudi dari distrik bangsa Arab. Pertumbuhan daerah Arab sangat
minim, sementara Pemerintah Israel telah mendorong pembangunan di daerah
Yahudi. Beberapa layanan, seperti lampu jalan dan pengumpulan sampah
hanya dilakukan di distrik Yahudi.
Posting Komentar