Pembunuhan
terhadap Syekh Ahmad Yasin Sembilan tahun lalu bukan peristiwa
sederhana. Peristiwa itu menjadi pusat perhatian bagi seluruh pejuang
kebebasan di dunia, dan secara khusus mengingatkan bangsa Arab dan umat
Islam adanya bahaya hakiki Israel di Palestina.
Syahidnya
Syekh Ahmad Yasin meningkatkan dukungan besar kepada gerakan Hamas,
bukan hanya di Palestina, bahkan dukungan bangsa Arab dan Islam
semuanya. Sejak saat itu, semua orang bertanya tentang Hamas, gerakan
yang mengguncang bangunan Israel, gerakan ini mulai menyebar secara
drastis hingga mayoritas Palestina berafiliasi kepadanya, mereka
mendukungnya atau simpati kepada gerakan perlawanan dan ketegaran mereka
dalam memperjuangkan prinsip-prinsip dasar Palestina dan menolak
perundingan damai dengan Israel.
Syahidnya
Syekh Yasin juga mengundang reaksi, yang justru mengatakan bahwa darah
beliau akan menjadi “bahan bakar baru” bagi perlawanan.
Kelahiran dan Perlawanan Syekh Ahmad Yasin
Syekh
Ahmad Yasin lahir tahun 1936 di desa El-Gorah yang dibangun di
reruntuhan kota Ashkelon yang bersejarah, berada di Majdal Tengah ke
arah utara dari Jalur Gaza sekitar dua puluh kilometer. Beliau belajar di Sekolah Dasar El Gorah dan terus belajar sampai tingkat kelima.
Sejak
“nakbah” -malapetaka dahsyat- menimpa rakyat Palestina di tahun 1948
berupa diproklamirkan berdirinya negara Israel, Ahmad Yasin terpaksa
berhijrah bersama keluarganya ke Jalur Gaza dan menetap di kamp
pengungsi Shati’ di pantai Jalur Gaza. Selama tinggal di permukiman,
beliau putus studi sampai tahun 1950, karena sibuk memberikan kontribusi
keberlangsungan hidup keluarganya yang terdiri dari tujuh orang, dengan
bekerja di sebuah restoran di Gaza City.
Kemudian
beliau melanjutkan studinya di sekolah kamp pengungsi dan menyelesaikan
studinya di Tingkat Dasar dan Persiapan tahun 1955, kemudian
melanjutkan Sekolah Menengah Palestina yang merupakan sekolah paling
bergensi di Jalur Gaza. Suasana politik di Jalur Gaza secara umum sedang
bergejolak, terutama di sekolah tempatnya belajar.
Dunia
Arab sedang bergejolak dengan aliran-aliran pemikiran, baik yang
berhaluan nasionalis, kiri, dan Islam. Gerakan Ikhwanul Muslimin
merupakan gerakan paling aktif di Jalur Gaza. Ia banyak didukung oleh
pelajar, bahkan mereka yang berprestasi di kelas dan karenanya dipilih
menjadi ketua ketua beragam aktifitas, mereka itu kebanyakan berafiliasi
kepada gerakan Islam ini.
Di
gerakan Ikhwanul Muslimin, Ahmad Yasin menemunkan apa yang dia cari
selama ini. Dakwahnya sesuai dengan keinginannya, baik dari sisi
pemikiran agamanya (ideologi), atau dalam hal pandangan politik, dan
methodologi pendidikan untuk menyiapkan generasi pembebas Palestina,
menyelematkan Al-Aqsha yang penuh berkah dari tangan para penjajah.
Ahmad Yasin melihat itu semua dan memberikan bai’atnya kepada gerakan
Islam ini pada tahun 1955.
Beliau
mengajar bahasa Arab dan Tarbiyah Islamiyyah. Beliau juga seorang
penceramah ulung di masjid-masjid di Gaza, bahkan paling popular di sana
karena hujjahnya yang kuat. Ia juga dipilih menjadi pengurus Majma’
Islami di Gaza.
Beliau
ditangkap oleh Zionis Israel tahun 1984, karena Israel merekayasa
rumahnya sebagai gudang senjata yang dibeli oleh Syekh dari seorang agen
Israel.
Ia pernah divonis penjara 13 tahun, kemudian keluar dalam proses pertukaran tawanan Tahun 1985. Pada 17 November 1987 gerakan Islam di bawah
kepemimpinannya mengeluarkan keputusan untuk memulai “aksi militer” melawan entitas penjajah Israel.
8
Desember 1987 meletus aksi Intifadhah, beliau sebagai motor
penggeraknya, dan sepekan setelah itu, dideklarasikan Gerakan Perlawanan
Islam “Hamas”, dan pernyataan resmi pertamanya dikeluarkan 14 Desember
1987 M.
Intensitas
aksi serangan dan mogok massal yang digalang oleh Hamas terhadap Zionis
Israel semakin keras. Mereka kemudian menangkap Syekh dan sebagian
besar pimpinan Hamas dan Ikhwanul Muslimin, pada malam tanggal 18 Mei
1989 M. beliau mendekam di penjara sampai 25 September 1997 M., beliau
dibebaskan kembali dalam sebuah negoisasi pertukaran tawanan oleh Raja
Husein dengan Israel, setelah gagalnya percobaan pembunuhan terhadap
Khalid Misy’al Kepala Biro Politik Hamas yang dilakukan Israel.
Kesaksian Orang Terdekat
Dr. Asy-Syahid Abdul Aziz ar-Rantisi mengatakan:
“Syeikh
Ahmad Yasin ketika masih hidup menjadi simbol Islam yang sangat besar.
Dengan syahidnya beliau, beliau menjadi guru unik dan paling menonjol
dalam sepanjang sejarah umat. Tidak ada sejarah seperti yang diukur
Syekh Yasin, di mana pemimpin yang lemah (karena cacat fisik) mampu
mengubah menjadi kekuatan. Ia adalah pemimpin yang tidak pernah percaya
dengan kelemahan mutlak atau kekuatan mutlak selama ia masih bernama
makhluk manusia.”
Rantisi
yang gugur syahid sebulan setelahnya menegaskan bahwa Syekh Yasin lah
yang menggerakkan rakyat Palestina yang tidak berdaya untuk melawan
Israel dengan batu dan pisau, kemudian dengan bom, kemudian dengan
roket-roket Al-Qassam. Syekh Yasin telah merubah kelemahan rakyat
menjadi kekuatan yang kini tidak bisa diremehkan Israel dan Amerika.
Rantisi
menegaskan bahwa Israel salah ketika membunuh Syekh Yasin, sebab Israel
tidak pernah belajar dari masa lalu. Mereka membunuh para nabi, namun
mereka gagal memadamkan cahaya yang mereka bawa. Israel tidak akan bisa
mematikan cahaya dari jasad Syekh Ahmad Yasin.
Darah Syekh Ahmad Yasin Pesan untuk Bersatu
Sementara Khalid Misy’al, Ketua Biro Politk Hamas menegaskan:
“Darah
Syeikh Ahmad Yasin memberikan pesan kepada bangsa Palestina untuk
bersatu dan merapikan barisan. Ia menyatakan, para pejuang Palestina
sudah memberikan ruh mereka untuk Allah, kemudian untuk membebaskan
Palestina. Gugurnya Syekh Ahmad Yasin akan semakin menjadikan gerakan
perlawanan semakin kuat.”
Ia
menegaskan bahwa Israel harus tahu bahwa upaya mereka untuk mematahkan
semangat rakyat Palestina akan gagal. Tindakan Israel membunuh Syekh
Yasin menegaskan bahwa mereka hanya berfikir bagaimana melakukan
kejahatan. Karenanya, Misy’al menyerukan agar rakyat Palestina bersatu
di belakang perlawanan Palestina.
Hamas Terus Melawan
Sementara
itu, Mahmud Az Zehar menegaskan bahwa kejahatan pembunuhan Syekh Ahmad
Yasin sebelumnya sudah diprediksi. Namun itu tidak akan membelokkan
Hamas dan pimpinannya dari program perlawanan terhadap Israel. Ia
menegaskan, boleh Israel menyatakan Syekh Yasin layak mati karena
keberadaannya mengancam eksistensi mereka di kawasan. Namun kami
mengatakan bahwa Syekh Yasin syahid di sisi Allah, ia hidup dan
mendapatkan rizqi, yang mati adalah Israel dan para pemimpinnya yang
melakukan kejahatan dan pembantaian terhadap rakyat Palestina.” tegas
Zehar.
Darah Syeikh AhmadYasin Kobarkan Perlawanan
Sementara itu, Dr. Yusuf Al-Qaradlawi menegaskan bahwa:
“Darah
Syekh Yasin tak akan tumpah percuma. Bahkan ia akan menjadi api dan
laknat bagi Israel. Kesyahidan Syekh Yasin tidak akan melemahkan
perlawanan seperti yang dibayangkan Israel.”
Ia
menambahkan bahwa pembunuhan Syekh Yasin adalah kejahatan penjajah
Israel. dan Amerika ikut bertanggungjawab atas kejahatan itu. Sebab
Israel melakukan kejahatan dengan senjata Amerika, dana, dan dukungan
mereka.
Al
Qaradhawi juga menegaskan, bangsa Arab harus sadar dan waspada terhadap
gerakan Zionis Israel sekaligus bangsa Arab harus menunaikan amanah
terhadap saudara-saudara mereka di Palestina.
Posting Komentar