MUQAWAMAH (Perlawanan) Palestina lintas faksi pada hari Selasa (26/8)
telah dengan izin Allah berhasil mendesakkan kesepakatan kepada
penjajah Zionis Israel, gencatan senjata permanen di Jalur Gaza.
Media-media Israel menyebut gencatan senjata yang dilakukan Israel adalah bentuk kekalahan zionis melawan mujahidin Palestina.
Di antara keberhasilan itu nama mantan Perdana Menteri Palestina,
Ismail Haniya disebut-disebut sebagai sosok kunci keberhasilan Hamas.
Ismail Haniya dikenal sebagai pemimpin yang sangat dicintai rakyat
Palestina ketika menjadi Perdana Menteri: Hafidz 30 Juz Qur’an, pemimpin
dengan perut lapar karena mendahulukan rakyatnya, tidur hanya berasal
tikar dan setiap malam patroli untuk memastikan keamanan rakyatnya.
Di tengah aksi blokade finansial dan ekonomi Israel atas Gaza, Haniya
menyarankan agar semua anggota Hamas, terutama pejabat teras, untuk
menggunakan damar untuk menerangi ruang-ruang rapat. Dia sendiri juga
sudah memakai damar di rumahnya dan menunggangi keledai menuju
kantornya.
Yang membuat rakyat Gaza terharu adalah Perdana Menteri itu rela
turut berjihad demi kebebasan Palestina tanpa ingin diketahui rakyatnya.
Kisah ini terjadi ketika seluruh pasukan Brigade Izzuddin Al Qassam,
sayap militer Hamas dikumpulkan didalam terowongan. Mereka diminta
membuka penutup wajahnya masing-masing. Pasukan Brigade Izzuddin Al
Qassam memang selalu memakai penutup wajah ketika bertempur, ini sesuai
instruksi As Syahid Syaikh Ahmad Yasin agar mereka terhindar dari riya’
dan menjaga kerahasiaan.
Ketika diminta membuka penutup wajah itu, ada satu orang yang terus
keras menolak membukanya. Sehingga semua anggota pasukan memaksa untuk
membuka penutup wajahnya. Dan orang terpaksa membukanya.
Setelah penutup wajah itu dibuka, semua pasukan yang begitu terkejut
mengetahui siapa orang yang pada awalnya tidak mau membuka penutup
wajahnya.
Orang itu ternyata adalah Perdana Menteri Palestina, Pemimpin Hamas,
Ismail Haniya. Beliau turut ikut bertempur melawan Israel di medan
jihad. Bahkan, beliau berada di garda terdepan pertempuran di Gaza,
Palestina.
Kisah inipun diamini oleh Pimpinan Arrahmah Qur’an Learning Islamic
Centre, Bachtiar Nasir. Dalam konferensi pers Kemenangan Gaza, Kamis
(28/8), Sekjen MIUMI tersebut menilai hanya di Gaza, rakyat dan militer
dapat bersatu.
“Dulu semua orang mengatakan di dunia hanya Gaza yang dijajah.
Ternyata sekarang faktanya semua negara Arab terjajah, kecuali Gaza!”
ujarnya yang pernah bertemu Ismail Haniya di Gaza. [nt/Islampos]
Posting Komentar