Ulama kharismatik asal Cirebon Buya Yahya angkat bicara soal
kepemimpinan DKI Jakarta yang saat ini sedang ramai dibicarakan
khususnya soal Basuki Purnama (Ahok) dan organisasi masyarakat Front
Pembela Islam (FPI).
Ia menjelaskan, berdasarkan kesepakatan para
ulama bahwa kepemimpinan kaum muslimin tidak boleh dipimpin oleh orang
diluar Islam.
"Itu sudah merupakan kesepakatan, dan ini sudah
sangat jelas tidak perlu didiskusikan lagi, jadi jelas hukumnya haram
jika kita menyerahkan urusan kaum muslimin kepada seorang yang tidak
beriman kepada Allah Swt dan RasulNya," tegas Buya Yahya.
Terkait adanya kelompok pergerakan yang menolak kepemimpinan diluar Islam, Buya Yahya menganggap itu sesuatu yang sangat wajar.
"Dan lebih dari itu, yang harus kita tekankan ialah pemahaman kepada
semua pihak mulai dari rakyat sampai dengan ulama tentang ketidakbolehan
masalah ini karena di masyarakat masih simpang siur.Sesuatu yang
disepakati menjadi simpang siur ini salahnya siapa?" ungkap Buya.
"Mungkin ada segelintir ulama yang memiliki fatwa yang tidak tahu
darimana sumbernya, yang mengatakan bahwa pemimpin bukan Islam lebih
bagus asalkan dia adil daripada pemimpin Islam tapi dia khianat.
Perbandingannya bukan begitu dong, perbandingannya harus yang sama-sama
adil, memangnya orang Islam tidak ada yang adil," tambahnya.
Menurutnya, membandingkan pemimpin kafir yang adil dengan pemimpin Islam yang tidak adil adalah cara yang salah.
Namun saat ini hal tersebut dikemas dengan sedemikian rupa sehingga seolah-olah yang kafir menjadi benar, itu suatu kesalahan.
Kembali soal munculnya kelompok-kelompok yang menolak kepemimpinan
kafir, Buya Yahya menegaskan bahwa ini harus dipahami bersama bahkan
diluar Islam juga harus memahami bahwa makna toleransi harus seperti
itu."Karena di agama kita tidak diperkenankan, disini mayoritas kaum
muslimin sehingga umat harus dipimpin kaum muslimin," ujarnya.
Umat Islam harus bersyukur dengan adanya FPI, dan adanya macam-macam
kelompok Islam harus saling melengkapi dan saling komunikasi.
"Kalau kita lihat sejarah, muncul Abu Bakar Shiddiq ra yang sangat
lembut lalu ada Umar bin Khatthab ra yang penuh ketegasan. Semuanya
saling melengkapi sehingga tidak perlu saling mencaci. Dengan saling
melengkapi akan terbangun komunikasi sehingga tidak ada tindakan yang
merendahkan kaum muslimin," kata Buya.
Ia menjelaskan bahwa Islam
itu indah dan kebenaran tetap harus kita sampaikan, pemimpin kaum
muslimin hendaknya orang Islam yang bukan Islam harus kita tolak dan itu
wajar."
Ketegasan harus sesuai cari Nabi dan sesuai prosedur,
dan yang kami amati termasuk dari FPI dan lainnya itu sudah sesuai
prosedur. Mereka tidak membuat kerusakan, tapi kalaupun ada itu bisa
saja karena oknum atau provokator sebab dari pimpinannya sendiri kami
yakin tidak menyuruh kerusakan.
Dan sekali lagi, semua itu potensi kaum muslimin yang harus kita galang kita satukan tidak perlu ada permusuhan," jelas Buya.
Namun kata Buya, kita harus waspada karena selama ini umat Islam selalu
kalah di media. "Kebenaran seperti apapun tapi dikemas dengan tidak
baik maka akan dilihat masyakarat yang tidak baik dan ini musibah kita
saat ini.
Media-media menginformasikan bahwa FPI dan lainnya
brutal. Karena itu kita harus punya media sendiri untuk menjelaskan ini
semua agar mereka tidak menjadi pejuang-pejuang yang tertuduh," pungkas
Buya.
Posting Komentar