BENGKULU – Front Pembela Islam (FPI) dikabarkan dalam waktu dekat akan melebarkan sayapnya masuk ke Bengkulu. Seperti di sejumlah daerah – daerah lain, FPI akan berjuang dan begerak dalam rangka menegakkan syariat Islam.

Menyikapi rencana masuknya FPI ke Bengkulu, Ustad H. Hambali Nawawi, M.IQ, mengaku sangat mendukung. Menurut Hambali Nawawi, organisasi massa (ormas) Islam seperti FPI yang dibutuhkan di Bengkulu saat ini. Menurutnya, FPI sangat tegas dalam menegakkan syariat Islam.

Selain itu selalu ikut andil berada di baris terdepan dalam melawan kezaliman dan kemusyrikan. Mereka juga menentang secara terang – terangan semua praktik yang dilarang agama Islam seperti judi, seks bebas, minuman keras.

“Saya sangat setuju kalau FPI sampai masuk Bengkulu. Agar di Bengkulu ada organisasi yang sangat tegas dan berani berada di garda terdepan melawan perbuatan yang dilarang Allah SWT,” kata Hambali Nawawi, kemarin (18/12).

Masyarakat Bengkulu tidak perlu takut bila FPI masuk ke Bengkulu. Karena sesungguhnya FPI bukan musuh pemerintah atau pemerintah daerah, melainkan musuh kezaliman terhadap agama. “Kalau kita benar, kenapa harus takut. Kita harus setuju,” ujar Hambali Nawawi.

Dukungan hadirnya FPI ke Bengkulu, juga disampaikan oleh Ketua Bidang Agama dan Pemberdayaan Umat Bengkulu Development Watch (BDW). Rusdi Andika. Seperti diketahui FPI mempunyai sejumlah sayap organisasi, diantaranya saja Laskar Pembela Islam, yang merupakan kelompok paramiliter yang selama ini kontroversi karena aksi-aksi penertiban atau sweeping terhadap kegiatan – kegiatan yang dianggap maksiat atau bertentangan dengan syariat Islam.

“Semakin banyak ormas Islam di Bengkulu, maka akan semakin bagus. Semakin banyak pihak yang berdakwah dan mengawal Bengkulu lebih baik,” kata Rusdi Andika.

Kabar berdirinya FPI ke Bengkulu juga disambut oleh sejumlah masyarakat Bengkulu. Diantaranya saja, Rukminah (42) warga Kelurahan Pagar Dewa Bengkulu. Menurutnya, Bengkulu membutuhkan organisasi yang tegas, walaupun terlihat keras dan anarkis. Agar kegiatan maksiat tidak tumbuh dan berkembang di Bengkulu.

“Lihat saja Pantai Panjang kalau malam hari. Kalau kita lewat malam hari, banyak sekali warung remang- remang kafe yang menawarkan minuman keras. Walau sudah sering kali ditertibkan, tetap saja ada. Kalau ada organisasi seperti FPI, kami yakin dapat dikurangi,” kata Rukminah saat berkunjung ke Pantai Panjang, kemarin.

(Harian Rakyat Bengkulu)

Posting Komentar