Dukungan terhadap rencana Front Pembela Islam (FPI) mengembangkan sayapnya masuk ke Bengkulu terus mengalir deras dari para ulama. Dukungan teranyar datang dari Pimpinan Pedepokan Pengajian Nur Al- Islah, ustadz Imam Syafe’i yang rutin menggelar zikir bersama setiap malam Jumat. Berikut laporannya.

RUANG bagian depan Pedepokan Pengajian Nur Al- Islah Jalan Panti Asuhan VI Kelurahan Sumur Dewa Kecamatan Selebar tampak penuh ditempati sekitar 50 orang jemaah yang mayoritas menggunakan pakaian serba putih pukul 20.00 WIB, Kamis (26/12) malam. Mereka tampak khusyuk berzikir dan bermunajat kepada Allah SWT. Beberapa diantaranya tampak meneteskan air mata.

Bukan hanya laki-laki, zikir bersama itu juga ramai diikuti oleh jemaah perempuan. Bahkan dari berbagai kalangan, mulai dari anggota DPRD, PNS, hingga instruktur senam. Zikir dipimpin langsung oleh Pimpinan Pedepokan Pengajian Nur Al- Islah. Sekitar pukul 21.35 WIB, zikir diakhiri berdoa bersama.

“Setiap malam Jum'at zikir dan bermunajat bersama di sini. Pesertanya, dari mana-mana. Jadi terbuka untuk umum,” kata ustadz Imam Syafe’i membuka percakapan dengan ramah.

Menurutnya zikir bersama yang dilakukan seminggu sekali itu, merupakan cara untuk mengajak umat Islam terus mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, menjadi ajang silaturahmi dengan sesama umat muslim sendiri. “Yang dilafadzkan tadi asmaul husna, dan kalimat thoyibah lainnya. Kita bermunajat mendekatkan diri kepada Allah SWT, meminta rezeki, meminta kesehatan meminta jalan terbaik dan lain-lain,” kata ustadz Imam Syafe'i.

Wawancarapun memasuki topik rencana masuknya FPI ke Bengkulu.Ustadz Imam Syafei mengaku mendukung penuh rencana tersebut. Sebagai wujud dukungannya, ustadz Imam Syafei rela menjadikan padepokannya menjadi markas FPI di Bengkulu. “Kalau ada di Bengkulu (FPI, red), siap jadi markas padepokan ini,” kata ustadz Imam Syafe’i yang biasa disapa Mas Imam.

Walaupun nanti FPI bermarkas di Pedepokan Pengajian Nur Al- Islah, struktur kepengurusan padepokan dengan FPI Bengkulu dipastikan berbeda. “Sebaiknya dirangkul dari berbagai pihak, seperti padepokan lain, atau pengajian lain,” katanya.

Namun saat ditanya apakah bersedia menjadi Ketua FPI Bengkulu, secara tersirat ustadz Imam Syafe’i menyanggupinya. Menurutnya semakin cepat FPI didirikan di Bengkulu, maka semakin bagus. “Kalau untuk berbuat bagi Bengkulu lebih baik, kapan lagi. Kalau ada yang lebih baik, silakan. Kalau bukan sekarang kapan lagi. Dan kalau bukan kita siapa lagi,” katanya.

Menurutnya keberadaan FPI di Bengkulu dapat menjadi mitra pemerintah daerah, dalam rangka menekan berkembangnya tempat-tempat yang menjadi lokasi maksiat. “Dalam menjalankan amar ma’ruf nahi munkar (Sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat,red),” tambah ustadz Imam Syafe’i.

Dia mengaku sudah diminta untuk mendirikan FPI Bengkulu, sekaligus menjadi ketuanya. Namun ustadz Imam Syafe’i belum bisa menjelaskan secara rinci identitas siapa yang telah menawarinya itu.

“Yang jelas teman-teman dari seberang. Dia bilang kenapa tidak bentuk di situ. Mumpung bibit terlalu besar. Mereka teman-teman sekolah,” ujar ustadz Imam Syafe’i.

Posting Komentar