Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta meminta Lembaga Sensor Film (LSF) untuk menyensor ulang film Soekarno besutan Hanung Bramantyo. Sampai batas yang tidak ditentukan dan berjalannya proses penyensoran, FPI meminta agar penayangan film Soekarno dihentikan sementara.

"Kita minta penayangan di bioskop dihentikan dulu, sampai ada yang bener dan tidak merusak moral.

Bukan hanya film Hanung saja, film yang merusak moral agar dibenahi, seperti film "?" (Tanda Tanya), Perempuan Berkalung Sorban pada waktu itu," ungkap Ketua FPI DKI Jakarta, Habib Selon, usai mendatangi LSF, MT Haryono, Selasa (17/12/2013).

Namun, jika bioskop masih menayangkan film produksi Multivision Plus Pictures itu, FPI tak segan-segan untuk melakukan sweeping agar film tersebut dihentikan.

"Aspirasi umat Islam dan FPI diterima, kita akan tunggu, kalau mau masih ditayangkan akan kita sweeping bioskop, dalam jangka minggu ini akan ditunggu keputusan LSF seperti apa," lanjut Habib Selon.

FPI tidak puas dengan hasil sensor film Soekarno. Beberapa adegan menurut mereka seolah-olah telah berbeda pandangan dengan Islam.

Menurutnya, Soekarno merupakan sosok yang religius karena berjuang dengan para alim ulama untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan Jepang. Namun, kesan religius Soekarno dianggap FPI tidak muncul di film ini

Posting Komentar