Untuk Berjilbab, bilang tiada dana mengatur. Namun ketika topi santa dipakai malah tak dipermasalahkan.

Yang perlu diperhatikan, siapa pemberi dana adanya topi santa ini? Perlu diusut tentunya. Apakah ini bentuk kasih sayang yang tak adil? Di satu sisi menghalangi memakai kerudung, di sisi yang lain membolehkan memakai topi santa? Ada apa ini gerangan?

Untuk perkara yang INSIDENTAL, POLRI sepertinya membolehkan... tapi ini perkara yang sebenarnya tak akan menghabiskan anggaran POLRI daripada pembelian topi SANTA yang sekali pakai buang tersebut.

Mereka menginginkan agar umat Islam mengikuti jejak kesesatan mereka. Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah merasa puas/ridha kepada kalian sampai kalian mau mengikuti millah (ajaran agama) mereka.” (QS. al-Baqarah [2]: 120).

“Abu Hurairah meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: Sungguh benar-benar kalian nanti akan mengikuti cara perilaku orangorang sebelum kamu. Sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sebahu demi sebahu, sehingga sungguh seandainya salah seorang di antara mereka itu masuk ke liang biawak niscaya kalian pun akan masuk juga. Mereka (para sahabat) bertanya: Ya Rasulallah, apakah mereka yang dimaksud itu Yahudi dan Nashrani? Jawab beliau: Siapa lagi kalau bukan mereka.” (H.R. Ahmad, 21 : 451).

'Telah berkumpul umat-umat untuk menghadapi kalian, sebagaimana orang-orang yang makan berkumpul menghadapi piringnya'. Mereka berkata : Apakah pada saat itu kami sedikit wahai Rasulullah ? Beliau menjawab : 'Tidak, pada saat itu kalian banyak, tetapi kalian seperti buih di lautan, dan Allah akan menghilangkan rasa takut dari dada-dada musuh kalian kepada kalian, dan Allah akan menimpakan pada hati kalian penyakit Al-Wahn'. Mereka berkata : Apakah penyakit Al-Wahn itu wahai Rasulullah?. Beliau menjawab :'Cinta dunia dan takut akan mati". [Haadits Shahih, diriwayatkan oleh Abu Daud (4297), Ahmad (5/287), dari hadits Tsaubah Radhiyallahu anhu.

Posting Komentar