Inalillahi wa innailaihi rojiun.

Bismillahirrahmanirrahim

Di negeri mayoritas muslim ini, terasa agak sulit menemukan tokoh-tokoh Islam nasional, yang murni memperjuangkan pelestarian ajaran Islam berlandaskan Alquran, Hadits, dan ajaran para Ulama Salaf, yang keilmuan dan amaliyahnya telah menjadi rujukan dunia Islam.

Kecenderungan tokoh-tokoh Islam di bumi persada ini justru lebih kuat ‘melirik’ pendapat-pendapat non muslim kalangan ‘Barat’ terutama di dalam memberikan stigma-stigma negatif terhadap perjuangan penerapan syariat. Padahal penerapa syariat bagi warga muslim ini sudah mendapat perlindungan hukum positif negara, sebagaimana tertera pada pasal ‘kebebasan mengamalkan ajaran agamanya sesuai keyakinan masing-masing’. Bisa dipastikan penerapan syariat akan terealisasi secara mutlak, jika para pelaksana Negara berlaku jujur dalam menerapkan propaganda sistem demokrasi, namun disertai dorongan kuat kepada masyarakat, agar setiap pemeluk agama mengamalkan keyakinan agamanya masing-masing di dalam segala bentuk kehidupan, termasuk di dalam kegiatan berpolitik, berhukum dan bernegara.

Penduduk Indonesia yang mayoritas muslim, pada dasarnya kurang mendapatkan keadilan di dalam menjalani hidup bernegara, terbukti banyaknya pengebirian terhadap hak-hak mereka. Hal ini terasa sangat berdampak negatif terhadap kehidupan umat Islam itu sendiri, sehingga aqidah mereka setiap saat semakin terkikis dan tergerus oleh budaya kafir, dan cenderung terpengaruh kepentingan warga minoritas.

Terbukti tokoh-tokoh Islampun kini lebih respek mendengungkan slogan-slogan kaum kuffar semisal ucapan selamat Natal dan tahun baru, selamat Nyepi (tahun baru Saka), selamat tahun baru Imlek, dibanding memperjuangkan penyelamatan aqidah umat Islam.

Jadi ucapan natal yang dilakukan oleh pengurus Oknum ormas islam NU justru berdampak negatif di mata umat Islam. Bagaimana kira-kira kelak di hadapan Allah, yang telah berfirman tentang persaksian umat Islam “Antum syuhada’ullahi fil ardl”, artinya “kalian (umat Islam) adalah saksi-saksi Allah di muka bumi”. Semoga kejadian ini dapat kita jadikan motifasi berintrospeksi diri. Semoga kita semua diampuni oleh Allah. “Wa man yabtaghi ghairal Islami dinan fa lan yuqbala minhu wa huwa fil akhirati minal khasirin”. Barang siapa mengharap pujian, dukungan, bimbingan, dll dari selain syariat Islam maka tidak akan diterima amalan-amalan darinya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi. “Ayabtaghuna ‘indahumul ‘izzata fainnal ‘izzata lillai jami’an”, “apakah mereka mengharapkan dari orang-orang kafir itu kehormatan, pujian atau dukungan? Sesungguhnya kemuliaan itu hanyalah milik Allah semata”

Banyak warga muslim, akan konsisten memegang Fatawa para Ulama Salaf qurun awail ar-rasikhuna fil ilmi al-‘amiluna bi’ilmihim (para Ulama Salaf di era awal-awal Islam yang ilmunya sangat dalam serta teguh mengamalkannya) yang tidak mempunyai ghorodl dunyawiyah (kepentingan dunia). Karena para Salaf ini adalah `sinar mentari dunia` di antara `lilin-lilin` yang tertiup derasnya angin dunia Kapitalis dan Era Globalisasi. Sabda Nabi : “Khairul Qurun qarni, tsummal ladzina yalunahum tsummal ladzina yalunahum”. (Sebaik-baik masa adalah eraku, kemudian era berikutnya kemudian era berikutnya) Terus, apa tokoh-tokoh Islam zaman `edan` ini akan meralat fatawa para Ulama qurun awail?


Akibatnya yang terjadi “Dhaharal fasadu fil barri wal bahri bima kasabat aidin nas”. (Telah tampak kerusakan di darat dan di laut akibat ulah ‘tangan-tangan’ manusia). Kerusakan ekosistem di negeri ini juga akibat Fatawa tokoh-tokoh Islam yang berseberangan dengan ajaran Ulama Salaf, sehinga Allah murka dan mengirimkan berbagai bencana yang silih berganti. Para Ulama NU zaman dulu selalu menghormati dan mengamalkan fatawa Ulama Salaf dan tidak mengandalkan hasil pendapat mereka sendiri, berbeda dengan tokoh-tokoh NU zaman sekarang. Memang rasanya belum ada tokoh-tokoh Islam dewasa ini yang keilmuan dan amaliyahnya sepadan dengan generasi Imam Nawawi, bahkan nyaris mustahil ditemukan. Hadanallahu wa iyyakum. 


afwan wassalam.


Semoga kita umat islam jangan meniru prilaku ini. Amin...

Posting Komentar